Minggu, 02 Januari 2011

SBY membudidayakan koruptor

Sejak menduduki tahta nomor satu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selalu mengumandangkan kalimat bahwa dirinya akan serius memberantas korupsi, dan turut memonitor proses pemberantasan korupsi di Indonesia.
Namun, menurut Penasihat Indonesian Police Watch (IPW), Jhonson Panjaitan, apa yang dikatakan oleh SBY hanyalah upaya politik pencitraan yang selama ini dipraktekkannya. Bahkan pernyataan-pernyataan SBY tersebut sama sekali tidak sesuai dengan realita. Karena dia masih terus memberikan keringanan hukuman terhadap para koruptor melalui grasi.

“Selama ini SBY selalu menyatakan kalau dia akan turut mengawal proses pemberantasan korupsi. Namun kalau dia masih terus memberikan grasi pada koruptor, apa itu yang namanya memberantas? Kalau menurut saya itu lebih tepat membudidayakan koruptor,” ujar Jhonson kepada Waspada Online, siang ini.

Jhonson menuturkan, pernyataan-pernyataan SBY itu sempat menggugah hati rakyat ketika besannya, yang merupakan seorang koruptor, Aulia Pohan dijebloskan kedalam tahanan. Lanjutnya, hal ini mengisyaratkan kalau SBY tidak mengintervensi dan dapat berlaku fair terhadap proses hukum besannya tersebut.

Namun, kata Jhonson, ketika SBY memberikan grasi kepada Aulia Pohan, sangat jelas kalau apa yang dilakannya selama ini hanyalah upaya pencitraan, karena dengan jelas dia telah memberikan keringanan hukuman kepada besannya yang merupakan seorang koruptor.

“Kalau memang SBY benar-benar ingin memberantas korupsi dan bisa bertindak fair, tidak mungkin dia akan memberikan grasi kepada koruptor,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar